JNE: Bantu Jaga dan Majukan Bangsa

“Semua orang pasti suka dengan rasa aman”

Kira-kira itulah sepotong kalimat menarik yang dilontarkan oleh sahabat saya, Wisnu, ketika kami bertemu untuk reuni di sebuah kafe. Ini adalah pertama kalinya saya bertemu Wisnu dalam “wujud barunya”. Saat ini Wisnu yang di hadapan saya adalah sosok yang bertubuh atletis, sangat berbeda dengan Wisnu yang saya kenal sejak bertahun-tahun lalu yang memiliki tubuh gemuk. 

“Astaga gue sampai pangling,” kataku seraya memberi salam.

Wisnu mulai gemar berolahraga saat era lockdown pandemi covid-19 di tahun 2020. Motivasi utamanya adalah agar mendapatkan wanita idaman. 

Dengan cara bicara seperti seorang private trainer, Wisnu berkata, “Wanita itu suka pria yang kuat supaya mereka merasa dijaga dan aman.”

“Hm, iyadeh si paling olahraga,” jawabku.

“Tapi nih ya, mending kecanduan olahraga daripada narkoba,” kata Wisnu lalu disambut tawa oleh kami berdua.

Wajahnya berubah menjadi serius. Ia lalu menceritakan kejadian pada teman indekosnya yang diciduk oleh aparat penegak hukum karena membeli narkoba. Menurut Wisnu, tampang temannya itu jauh dari kesan seorang junkie (pecandu). Justru dia adalah seorang pekerja kreatif dan memiliki kesan yang sangat baik kepada sesama penghuni indekos. Tak heran semuanya kaget nyaris tak percaya.

Teman Wisnu diciduk langsung di kamar indekosnya setelah memesan narkoba dari marketplace dan diantar oleh jasa pengiriman. Belakangan diketahui pengiriman paket tersebut merupakan operasi control delivery untuk menangkap sang pemesan.

“Ini gila. Orang makin berani kirim narkoba bahkan terang-terangan menggunakan jasa pengiriman. 

“Untung waktu itu JNE bertindak cepat dan bekerja sama dengan aparat. Coba kalau paket itu tidak terdeteksi, bisa jadi dia makin gila-gilaan,” ucap Wisnu.

Penangkapan tersebut sejatinya menyelamatkan teman Wisnu dari jurang kecanduan yang makin parah. Di tahap candu akut, orang bahkan rela melakukan dan menjual apapun demi bisa mengonsumsi narkoba. Hal Ini akan merugikan orang sekitarnya dan membunuh mereka secara perlahan. Bahkan tak jarang kasus meninggal dunia karena overdosis.

Komitmen Nyata

Jasa pengiriman sejatinya memiliki peran krusial dalam peran interdiksi narkoba. Hal ini karena fungsi logistik memainkan peran besar menghubungkan orang dan barang. 

Pada 25 april 2024 lalu, BNN memusnahkan barang bukti narkoba dengan berat kurang lebih 9,5 kilogram yang diungkap melalui jasa pengiriman. Operasi ini telah menyelamatkan kurang lebih 18.500 jiwa orang dari potensi penyalahgunaan narkoba.

“Coba bayangkan kalau 18.500 orang itu terjerumus narkoba? Bisa jadi tahun 2045 kita tidak mendapatkan bonus demografi, tetapi malah beban demografi,” ujar Wisnu.

PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) yang juga merupakan salah satu perusahaan ekspedisi barang terbesar di Indonesia turut serta menunjukkan komitmen nyata memerangi peredaran narkoba. 

Ini terlihat dari proses bisnis dan mitigasi risiko yang diterapkan oleh JNE. Dalam proses pengiriman paket, setiap orang dapat memberitahukan apa saja sebagai isi barang. Sehingga tanpa SOP pemeriksaan yang jelas, narkoba bisa saja lolos terkirim.

Petugas agen JNE melakukan pemeriksaan barang | dokumentasi pribadi

“Pemeriksaan yang dilakukan adalah dengan memperhatikan gerak-gerik pengirim. Orang yang mengirim barang tidak sesuai ketentuan cenderung menunjukkan gelagat tidak nyaman dan gugup ketika dikonfirmasi isi barang”, ungkap Annisa, seorang petugas agen JNE.

Kecurigaan awal tersebut dapat ditelusuri lebih lanjut dengan meminta pengirim barang untuk membuka paket di hadapan petugas. Apabila pengirim barang tidak berkenan atau terdapat ketidaksesuaian maka pengiriman tidak akan dilayani. 

Pemeriksaan barang tidak hanya dilakukan sekali. Setelah melewati agen JNE, barang akan dikumpulkan ke gudang penyimpanan. Disini barang akan melalui pemeriksaan kembali melalui mesin pemindai X-Ray, baru kemudian dilakukan pengiriman. 

Selain itu, JNE memiliki standar keamanan dan pemeriksaan yang berlaku sama di seluruh wilayah Indonesia untuk menjamin kualitas layanan yang setara. Sebagai contoh antara Jakarta dan Papua akan memiliki prosedur yang serupa. Konsistensi ini terbukti menggagalkan pengiriman paket ganja di Payakumbuh tahun 2022 silam, saat pelaku berusaha mengirimkan paket tersebut melalui JNE yang berada di pelosok agar tidak terkena pantauan kamera dan CCTV.

Hal serupa juga terjadi di Tarakan, Kalimantan Utara di tahun 2024 saat JNE berperan menggagalkan penyelundupan pengiriman ribuan obat yang mengandung narkoba dengan modus nama dan nomor penerima fiktif.

Pandemi dan Modus Pengiriman

Selama masa pandemi covid-19, data dari Kementerian Koperasi dan UKM menunjukkan bahwa transaksi UMKM di marketplace meningkat 26% dan sebanyak 21 juta orang menjadi konsumen digital baru. Hal ini tentu menunjukkan sinyal positif bagi perbaikan ekonomi apalagi di masa sulit kala itu.

Namun, di sisi lain, kenaikan ini juga patut diwaspadai dengan kenaikan peredaran narkoba. Apalagi transaksi di marketplace sangat mengandalkan jasa pengiriman. Saat seluruh aktivitas manusia dibatasi, para bandar mengubah modus pengiriman dari yang sebelumnya dibawa langsung oleh pengedar atau kurir, kini memanfaatkan fungsi jasa kiriman. 

Dilansir dari CNN, angka prevalensi drug abuse di Indonesia justru meningkat selama pandemi. Naik dari 1,8 persen menjadi 1,95 persen atau sebesar 0,15 persen. 

Salah satu titik kritis adalah pada saat penyerahan barang kepada petugas jasa kiriman. Apabila petugas tidak cermat dan sistem tidak menganalisa risiko dengan baik maka narkoba bisa lolos.

Karena peran tersebut, BNN menggandeng JNE dalam kerja sama tentang jasa pengiriman Objek Uji Profisiensi (OUP) mengandung narkoba dan menganugerahkan JNE masuk ke dalam program Pencegahan, Pemberantasan, Penyalahgunaan dan Peradaran Gelap Narkoba (P4GN).

Berdasarkan laporan pencapaian program P4GN, kerugian negara akibat narkoba mencapai 72,6 triliun rupiah di tahun 2016. Padahal uang sebanyak itu apabila dimanfaatkan dengan baik, dapat membantu Indonesia tumbuh lebih maju. Angka tersebut setara dengan pembangunan kurang lebih 1.500 KM jalan tol, 19 ribu unit sekolah dan 290 unit rumah sakit baru. Selain itu, narkoba juga membunuh masa depan dan produktivitas masyarakat, khususnya generasi muda.

Risiko dan Tantangan Pengiriman

“Kenapa penyelundup itu berani pakai JNE sebagai jasa kirim?” Tanyaku kepada Wisnu, penasaran.

“Ya mungkin karena dianggap sebagai jasa pengiriman yang paling aman, sehingga paket dijamin sampai dalam keadaan sehat walafiat,” jawab Wisnu sembari tertawa.

Mungkin candaan Wisnu ada benarnya. Sejatinya tiap orang akan memilih jasa pengiriman yang mengutamakan pelayanan dan keamaan barang. Saat kita berbelanja online, hal yang paling diinginkan oleh pembeli pasti adalah harga kirim yang tidak mahal, cepat sampai, dan aman. 

Namun, tentu saja, tiap jasa pengiriman pasti memiliki kendala dalam proses pengiriman barang, tidak terkecuali JNE. Ini adalah risiko yang juga diketahui oleh pengguna layanan. Tidak ada pengiriman 100% tanpa kekurangan. Oleh karena itu, orang pasti memilih layanan yang paling baik menangani risiko tersebut. 

Kualitas ini lagi-lagi dibuktikan oleh JNE dengan mendapat penghargaan sebagai The Best Logistics Partner dari beberapa marketplace populer di Indonesia.

Selain itu, kondisi geografis berupa kepulauan memang menjadi sebuah tantangan tersendiri bagi peran logistik tanah air. Salah satunya adalah bagaimana layanan pengiriman barang dapat menjangkau sampai daerah terpencil.

Agen JNE | dokumentasi pribadi

JNE memiliki berbagai sistem pengiriman yang dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan, mulai dari REG (Reguler), YES (Yakin Esok Sampai), COD JNE, Super Speed (SS), PESONA (Pesanan Oleh-oleh Nusantara, OKE (Ongkos Kirim Ekonomis) dan lain sebagainya yang tersebar di lebih dari 1.500 titik di Indonesia.

Melekat di hati

JNE membawa momen connecting happiness | sumber: facebook JNE

#JNE memiliki tempat tersendiri di hati saya. Bagaimana tidak, ekspedisi ini merupakan jasa kiriman pertama yang saya kenal dalam hidup saya.

Pengalaman tak terlupakan ini terlukis saat saya masih duduk di bangku SMP. Kecintaan saya pada musik membuat saya selalu bermimpi dapat membeli album musisi favorit saya. Namun, tinggal di kota kecil di ujung Sulawesi Utara membuat saya kesulitan mendapatkan akses untuk membeli compact disc (CD) original.

Suatu sore saat sedang bermain di teras rumah, saya dikagetkan dengan kedatangan seorang kurir yang mengirimkan paket. Kurir tersebut sangat sopan dan santun. Itu adalah pertama kalinya saya melihat brand JNE. Saat itulah saya baru mengetahui adanya sistem layanan pengiriman barang.

Tanpa diduga, paket itu berisi CD musik yang saya idam-idamkan. Ternyata ibu saya meminta tolong kepada kerabatnya di Jakarta untuk membeli dan mengirimkanya kepada kami. Sensasi bahagia yang tidak dapat dilukiskan karena mendapatkan sesuatu yang sangat diinginkan, tetapi saya yakini hanya sebuah angan-angan. Sebuah pengalaman yang tak terlupakan.

Momen #ConnectingHappiness sudah saya rasakan sejak pertama kali mengenal JNE. Pelayanan berkesan ini masih terus dipertahankan sampai dengan sekarang. Kapan dan di mana saja, kualitas pelayanan tetap prima. Semoga semangat #JNE33Tahun dapat terus konsisten.

Paket tiba, bangsa terjaga. Barang selamat, ekonomi kuat.

 #JNEContentCompetition2024

#GasssTerusSemangatKreativitasnya


Comments

Popular posts from this blog

TEKNIK DAN CARA MENJADI PENYIAR RADIO

SEPUTARAN BODY PAINTING