Kenyataan Dunia Kerja

Dulu waktu kecil saya punya banyak keinginan tapi tidak punya uang. Selalu berandai-andai wah enak ya kalau sudah kerja dan punya gaji sendiri tiap bulan, bisa banyak jajan, beli mainan, dll. Ternyata kenyataanya tidak selalu demikian. Melihat dunia kerja sebatas punya penghasilan tentulah ibarat hanya melihat dunia dari lubang kunci alias kecil sekali sudut pandangnya.

Saya hanya mencoba share pengalaman pribadi. Hal yang saya alami tentu tidak mutlak menjadi pengalaman setiap orang, hehehehe.

Sampai dengan saya menulis (eh mengetik deng) ini, tidak terasa saya sudah bekerja hampir 10 tahun. Jika ngomongin enaknya dunia kerja, menurut saya ada beberapa faktor yang menentukan definisi "enak" ini. Dan tiap-tiap orang akan punya prioritas faktor yang berbeda-beda. 

1. Penghasilan

Tentu saya tidak memancing perdebatan tanpa henti seberapa penting uang. Tapi bagi saya, penghasilan adalah bahan bakar untuk bisa perform dengan maksimal. Penghasilan tentu adalah indikator paling mudah mengukur kebahagiaan seseorang di tempat kerja. Siapa coba yang ga mau punya penghasilan banyak?

Sewaktu jaman sekolah saya beranggapan oke gaji 5 juta sepertinya cukup untuk saya. Anggapan itu saya buktikan keliru hehehehe. Ternyata ga cukup karena banyak faktor, antara lain hidup di Jakarta (biaya tinggi), sandwich generation, dll.

Dulu saya mikir ah 5 juta tiap bulan udah lumayan gede. Karena memang dulu dunia saya sangat sempit hanya mikirin main game aja hahahaha. Tapi alhamdulillah skrg penghasilan saya lebih dari angka tersebut.

Saya berpikir posisi orang lain yang punya keadaan seperti saya tapi hanya punya penghasilan 5 juta. Tentunya dia akan sangat akrobatik untuk pemenuhan kebutuhannya, belum lagi kalau ybs sudah berkeluarga. Kalau sudah begitu apa yang bisa dilakukan? tentunya menambah penghasilan kan? bagaimana caranya? ya dengan mencari pekerjaan tambahan yang tentunya sedikit banyak akan membuat fokus dan kebahagiaan terganggu.

2. Lingkungan Kerja

Saya awalnya mengira lingkungan kerja akan seru seperti lingkungan ketika sekolah. Banyak teman, circle dimana-mana. Ternyata ga begitu. Dunia kerja jauh berbeda, karena di dunia dewasa ini, orang akan lebih sibuk mikirin masalah masing-masing, ga punya waktu untuk mikirin kita (kecuali pada saat julid). Nah pantesan orang yang bekerja biasanya hanya punya beberapa orang saja yang memang menjadi temannya sementara yang lain ya cuman sebatas rekan kerja.

Semakin kita dewasa circle kita akan semakin sedikit hehehe.

a. rekan dan atasan (bawahan) kerja

Punya rekan kerja ntah itu peer ataupun atasan/bawahan yang baik adalah suatu blessing, karena kalau enggak maka akan jadi nightmare buat kita. Peer yang ga bisa kerjasama, kerja ogah-ogahan, seadanya, maka kita yang bakal repot. Atasan yang kurang suportif, bukan tipikal pemimpin yang baik, tukang cuci tangan, maka kita yang bakal capek sendiri.

Intinya di lingkungan kantor, orang-orang hanya datang untuk menunaikan pekerjaannya sampai jam kantor selesai dan terima gaji, selesai. Not for making any kind of family relationship. Sh*t i just realized.

b. jarak tempat tinggal dan kantor

Ada studi tentang lama perjalanan kita dari dan ke kantor akan mempengaruhi kadar stress. Bagi para pekerja yang ada di jakarta dan sekitarnya pasti banyak yang terbiasa dengan durasi perjalanan 1 jam hanya untuk berangkat atau pulang dari kantor. But there's nothing we can do. Ga tahan? ya tinggal resign. Tapi apa kita sudah siap dengan pekerjaan pengganti? so we're still doing it anw.

3. Beban Kerja

Kalau kita kerja dengan gaji yang oke, mungkin kita bisa masa bodoh dengan lingkungan yang toxic. Just focus on our self and get the job done. Tapi apakah kita bisa masa bodoh dengan work load yang super gilaaa? Untuk sebulan dua bulan setahun mungkin ada yang bisa. Tapi untuk jangka panjang?

Beban kerja ini akan langsung bersentuhan dengan kita. Beban yang berlebihan dan ga masuk akal akan bikin kita stress dan stress yang semakin menjadi-menjadi bisa bikin depresi. Ah serem.

Di awal-awal bekerja saya termasuk orang yang gila kerja. Artinya bekerja 24 jam di kantor pun bisa saya lakukan tanpa masalah. Ntahlah mungkin juga pengaruh masih muda dan masih punya banyak energi. Tapi ini sangat ga sehat ya. Bekerjalah sewajarnya (bukan bare minimum).

Dalam sehari kita hanya punya 24 jam dan itu pun tidak akan cukup untuk mengerjakan semua kesibukan kita. Tentukan prioritas.

4. Aktualisasi Diri

Dalam sehari tentu akan lebih banyak waktu produktif kita terpakai di kantor. Sayangnya kita bukan robot yang hanya patuh pada perintah mengerjakan sesuatu. 

Sebagai manusia kita punya otak, jiwa, tubuh dan ego yang harus diberikan asupan makanan.

Apakah kantor memberikan kita kesempatan untuk memenuhi hal tersebut?

Comments

Popular posts from this blog

TEKNIK DAN CARA MENJADI PENYIAR RADIO

SEPUTARAN BODY PAINTING