Lebih dari hobi, manfaatkan podcast sekarang!


Photo by George Milton from Pexels


Podcast mengalami perkembangan yang pesat dalam beberapa tahun terakhir. Platform ini sebenarnya telah ada sejak tahun 2004. Episode podcast pertama adalah milik Adam Curry dan Ron Bloom. Milestone selanjutnya adalah saat Apple mengumumkan 1 juta subscriber pada platform podcast milik mereka di tahun 2013. Tren makin bertambah sejak Spotify mengakuisisi jaringan podcast Gimlet Media dan Anchor FM di tahun 2019 dan kemudian menjadi platform podcast terbesar di dunia.


Kurang lebih 155 juta penduduk Amerika Serikat atau sekitar 55% dari populasi mendengarkan podcast.  Berdasarkan data dari We Are Social pada kuartal kedua tahun 2021, Indonesia merupakan negara dengan persentase pendengar podcast terbesar ketiga, berada di bawah Meksiko dan Brazil. Sedangkan pada kuartal ketiga, Indonesia menempati nomor dua.


Hasil survey Jakpat terhadap 2.368 responden pada tahun 2020 menunjukkan bahwa pendengar podcast di Indonesia didominasi usia muda. Sebanyak 22,1% responden yang mendengarkan podcast berusia 15-19 tahun. Sebanyak 22,2% pendengar podcast lainnya berusia 20-24 tahun. Jumlah pendengar podcast semakin menurun seiring bertambahnya usia.


Lalu apa yang membuat platform podcast semakin populer? Berdasarkan pengalaman penulis, podcast memiliki karakteristik yang hampir serupa dengan siaran radio, yakni audio only. Oleh sebab itu konten podcast dapat dinikmati sambil melakukan kegiatan lainnya sama halnya dengan musik. Konten audio podcast juga tidak terlalu boros pada penggunaan internet, selain itu untuk membuat sebuah konten podcast ternyata tidak rumit sehingga dapat dilakukan oleh hampir semua orang karena hanya butuh perekam suara yang kebanyakan sudah tersedia dalam smartphone yang kita miliki.


Pandemi Covid-19 yang mengharuskan kita banyak menghabiskan waktu di rumah juga menyebabkan podcast semakin populer. Masyarakat mencari medium baru untuk mengaktualisasikan diri, sekedar hobby, dan bahkan sebagai content creator. Dikutip dari podcastinsight.com, pada 2021 terdapat lebih dari 2 juta podcast dengan lebih dari 48 juta episode per april 2021. 


Platform podcast terbesar yaitu Spotify mengalami peningkatan pendapatan selama pandemi. Dikutip dari businessofapps.com, pendapatan Spotify mencapai US$2,5 miliar pada kuartal III-2021. Jumlah ini naik 8,2% dibanding kuartal sebelumnya. Dengan pasar podcast yang terus berkembang maka peluang untuk monetisasi pun muncul. Artinya tidak hanya sebagai media aktualisasi diri dan sekedar hobby, podcast juga bisa mendatangkan cuan.


Platform hosting podcast milik Spotify yaitu Anchor FM menyediakan pilihan untuk monetisasi. Sayangnya fitur ini belum tersedia di Indonesia. Namun, monetisasi bisa datang dalam bentuk lainnya. Apabila podcast kita sudah mumpuni, monetisasi bisa datang dalam bentuk iklan, afiliasi, dan konten eksklusif.


Iklan dapat berupa Adlib yaitu iklan yang dibacakan langsung oleh host, spot yaitu iklan yang diselipkan pada durasi tertentu, ataupun episode spesial yang membahas tentang brand yang beriklan. Afiliasi datang dalam bentuk komisi tertentu yang kita dapatkan untuk setiap campaign yang dijalankan. Konten ekslusif berupa kerjasama dimana podcast kita hanya tayang pada platform yang telah disepakati, misalnya Spotify Exclusive. Artinya Spotify membayar podcast kita khusus untuk platform mereka.


Sudah banyak podcast Indonesia yang eksklusif di Spotify. Sama halnya dengan membangun kanal Youtube, butuh konsistensi agar Podcast kita dikenal banyak orang. Penulis memiliki pengalaman menjuarai beberapa kompetisi podcast nasional. Salah satu tips agar podcast kita berkembang adalah membawakan podcast dengan gaya kita sendiri sehinga akan lebih optimal dibanding menirukan podcaster lain.

Comments

Popular posts from this blog

TEKNIK DAN CARA MENJADI PENYIAR RADIO

SEPUTARAN BODY PAINTING