JIKA AKU MENJADI ACCOUNT REPRESENTATIVE




“Karangan Impian Seorang Calon Punggawa Keuangan Negara”




Selamat malam pembaca yang Budiman. Postingan kali ini adalah sebuah impian dan cita-cita mulia serta curahan hati dari Adik terkasih Masayu Annisa Ihsani, seorang mahasiswi Spesialisasi Perpajakan STAN BDK Manado. Tanpa ada pengurangan dan penambahan apapun, seperti ini tulisannya:

Hidup adalah misteri. Yang dikejar seringkali menjauh pergi. Yang dilepas sering pula menghampiri. Hingga akhirnya takdir Illahi, membawaku sampai disini. Dibawah langit kota Manado ini.
***
            Setiap orang memiliki mimpi dan harapan yang berbeda-beda. Antara teman yang satu dengan teman yang lain, terlahir keinginan yang bermacam-macam. Tidak jarang kita berselisih, berbeda pendapat. Saling berusaha membuat keinginan masing-masing dapat terwujud. Hal ini bukan hanya terjadi di lingkungan pertemanan saja, dalam satu keluarga pun demikian. Saat Ayah ingin A, mungkin Ibu ingin B. Saat Kakak ingin pergi kesana, mungkin sang adik lebih memilih untuk tetap disini.

        Bahkan kembar identik sekalipun begitu. Tidak jarang mereka berebut memaksakan kehendak masing-masing. Dalam satu jamaah juga demikian. Seorang imam menangis bersimpuh, berdoa penuh harap untuk kesembuhan istrinya. Makmum yang di belakangnya berdoa meminta rezeki yang cukup. Berbeda dengan laki-laki paruh baya disampingnya yang berharap anak perempuannya baik-baik saja di tanah rantau. Pengusaha didekat pintu malah berdoa untuk kelancaran usahanya. Mahasiswa yang di sudut Masjid lain lagi. Ia meminta kepada Tuhannya agar ujiannya sukses. Sekali lagi aku katakan. Mimpi setiap orang tidaklah sama. Mungkin ada yang sama, tapi tidak sepenuhnya sama. Icha dan Nisa sama-sama ingin menjadi Dokter. Tapi Icha ingin gelar Dokternya diperoleh dari kuliahnya di Universitas X. Berbeda dengan Nisa yang lebih suka kuliah di Universitas Y. Icha ingin menjadi Dokter forensik, dan Nisa ingin menjadi Dokter anak. Sama-sama Dokter memang, tapi dengan cara dan jenis yang berbeda.

            Bicara tentang mimpi, harapan, dan doa memang tidak akan pernah ada habisnya. Akan butuh banyak kertas untuk menuangkan semuanya. Bahkan jika semua pohon-pohon di hutan ditebang dan dijadikan kertas, pasti tidak akan cukup menyalin semua mimpi, harapan, juga doa semua manusia di bumi ini. Semua orang bermimpi. Semua orang berharap. Dan semua orang berdoa. Dengan mimpi, harapan, dan doa yang berbeda. Tidak semua mimpi, harapan, dan doa itu terwujud. Tapi yakinlah, Tuhan lebih mengetahui apa yang terbaik untuk hambaNya.

            Aku ingin kalian tahu, bahwa apa yang ku jalani sekarang bukan yang aku mimpikan dahulu. Aku tidak pernah membayangkan akan kuliah di perpajakan. Tidak pernah terbesit di benakku akan menjadi fiskus yang berhubungan dengan ribuan wajib pajak. Tapi inilah takdir Illahi. Yang kini aku jalani dengan mimpi, harapan, dan semangat baru. Berharap kelak aku dapat menjadi abdi negara di lingkungan Kementrian Keuangan. Menjadi bagian dari kegagahan Direktorat Jenderal Pajak. Menjadi punggawa keuangan negara yang memiliki integritas yang tinggi. Khususnya menjadi insan pajak yang amanah. Fiskus yang berjuang menciptakan keadilan dan memberikan apa yang menjadi hak Negara atau apa yang menjadi hak wajib pajak. 

Saat ini aku sedang dididik dan dilatih di Balai Pendidikan dan Pelatihan Keuangan Manado, sebagai mahasiswi STAN prodip I Pajak. Bersama teman-teman sebangsa dan setanah air, aku mulai menyentuh sistem perpajakan Indonesia yang dulu tidak pernah aku perhatikan secara mendalam. Aku mulai mengetahui, betapa tangguhnya pegawai-pegawai pajak yang mengabdi dengan kejujuran dan kesabarannya. Juga betapa mulianya orang-orang yang membayar pajak dengan keikhlasan dalam memenuhi kewajibannya. Dan aku pun mulai sadar, bahwa begitu besar peran pajak dalam pembangunan dan kesejahteraan negeriku ini. Indonesia ku tercinta. Negara yang kaya namun kemiskinan merajalela. Sumber Daya Alam berlimpah namun kelaparan dimana-mana. Miris rasanya melihat kesenjangan antara yang berlimpah dengan yang sangat kekurangan. Begitu kontras dan menyedihkan. Saat masih banyak daerah yang belum terjamah fasilitas kesehatan dan pendidikan yang layak, Korupsi seolah menjadi bintang yang diperbincangkan semua orang. Semua menjadi resah dengan Korupsi. Negeri ini sedang susah payah berdiri, tapi para pemimpinnya malah asyik dengan kesenangannya sendiri. Lalu terlahirlah badan baru yang menangani kasus-kasus korupsi di Indonesia. Komisi Pemberantas Korupsi yang biasa kita sebut KPK. Penyelidikan pun dilakukan terutama pada pegawai-pegawai negeri yang rekeningnya bengkak. Satu persatu tikus-tikus rakus ditangkap. Tikus-tikus yang menjadi hama kekayaan rakyat Indonesia. 

Kehebohan pun memuncak saat kasus korupsi mengobrak-abrik nama besar Direktorat Jenderal Pajak. Seorang petugas pajak dari golongan III A dinyatakan terlibat kasus korupsi. Ya, siapa lagi kalau bukan Gayus H.Tambunan. Dengan jabatan Account Representative ia ditetapkan dan divonis sebagai mafia pajak. Kasus inilah yang merobohkan kepercayaan masyarakat terhadap DJP. Masyarakat mulai menganggap bahwa semua petugas pajak sama saja. Semua jauh dari kata bersih. Seringkali mereka memandang sinis, mempertanyaan tentang integritas yang dimiliki DJP. Tidak jarang mereka meragukan aset yang dimiliki oleh pegawai. Mengecam dan memaki pegawai pajak yang sebenarnya tidak ada kaitannya dengan Gayus. Semua kena imbas hanya karena kenakalan satu orang Account Representative. Seperti peribahasa yang sering diucap, “Karena nila setitik, rusak susu sebelanga”. Karena kesalahan satu petugas, rusaklah sebuah nama besar satu lembaga.

Perasaan ragu, tidak percaya, dan juga kemarahan dari masyarakat membuat mereka menjadi enggan membayar pajak. Perasaan malas bayar karena takut dikhianati lagi membuat para fiskus harus bekerja lebih ekstra. Berusaha mendapatkan kembali kepercayaan masyarakat Indonesia terhadap pemerintah. Kesabaran dan kerja keras sangat dibutuhkan. Mulai dari petugas barisan terdepan sampai barisan terdalam berjuang meningkatkan Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, dan Kesempurnaan. 

Menanggapi permasalahan inilah aku mulai berpikir bahwa kini aku ikut bertanggung jawab untuk berjuang membersihkan kembali nama Direktorat Jenderal Pajak. Terutama nama Account Representative. Sebuah jabatan yang mengemban tugas yang sangat kompleks. Sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor : 98//KMK/.01/2006, seorang Account Representative (AR) memiliki tugas yang cukup banyak, diantaranya melakukan pengawasan kepatuhan perpajakan wajib pajak (WP), bimbingan atau himbauan  dan konsultasi teknik perpajakan kepada WP, penyusunan profil WP, analisis kinerja WP, rekonsiliasi data WP  dalam rangka intensifikasi, dan melakukan evaluasi  hasil banding  berdasarkan ketentuan yang berlaku.  Disamping tugas utama masih terdapat tugas yang bersifat ad hoc dari pimpinan serta pembuatan laporan rutin atau tidak rutin. Aku jadi ingat apa yang pernah diucap dosenku tentang AR.  Dengan sedikit tergelak, beliau berkata, “Tugas AR sangat banyak. Karena terlalu banyak, orang bilang tugas AR mulai dari A sampai R. Kenapa tidak sekalian saja AZ namanya. Tugasnya dari A sampai Z.” Aku dan teman-temanku ikut tertawa. Lucu sekali mendengar guyonan ringan itu. Tapi sejak itulah aku mulai tertarik dengan Account Representative. Bahkan mungkin aku kagum dengan AR-AR di negeri ini. Bagaimana tidak, AR adalah mitra yang menjembatani antara DJP dengan Wajib Pajak. Seorang AR berusaha membagi perannya di dua sisi. Di satu sisi, AR harus berperan sebagai sahabat WP dengan melaksanakan pekerjaan pelayanan dan konsultasi bagi WP, tetapi di sisi lain AR berperan sebagai pengawas yang melakukan pengawasan kepatuhan terhadap mereka. Kadang sebagai pengawas tidak jarang harus sedikit ‘galak’ agar WP bersedia menjadi lebih patuh pada peraturan-peraturan perpajakan yang ada. Kedua peran ini dilakukan oleh AR yang sama terhadap WP yang sama, hanya waktunya saja yang berbeda.

Perlu diingatkan kembali bahwa AR adalah ujung tombak DJP dalam melaksanakan tugas pengamanan penerimaan pajak. AR bukan hanya seorang Account Representative DJP, tetapi lebih dari itu. AR adalah “Andalan Republik Indonesia” dalam menghimpun dana untuk pembiayaan keberlangsungan hidup berbangsa dan Negara. AR adalah pahlawan bangsa. Untuk menjadi AR diperlukan kecerdasan intelektual, spiritual, emosional dan fisik. Kecerdasan intelektual diperlukan untuk  menggali potensi, mempelajari peraturan-peraturan perpajakan dan mempelajari proses bisnis wajib pajak. Kecerdasan spiritual diperlukan untuk menjaga integritas AR sebagai aparat Negara. Kecerdasan emosional diperlukan untuk memahami karakteristik wajib pajak. Kemampuan fisik diperlukan karena beban kerja AR yang tinggi dan berat. Sungguh penting sekali peran AR dalam sistem perpajakan di Indonesia.

Aku merasa sedih saat membaca tulisan miring di blog beberapa orang yang memandang rendah posisi Account Representative. Mereka menganggap bahwa posisi AR inilah yang paling rawan dengan korupsi. Ada juga yang bilang kalau AR dapat dengan mudah memeras wajib pajak. Semua anggapan itu tercipta karena posisi AR yang berhadapan langsung dengan Wajib Pajak. Mereka merasa bahwa peluang WP nakal untuk melakukan kecurangan sangat erat kaitannya dengan AR yang menjadi konsultannya. Seorang AR diberikan gratifikasi, disuap, kemudian bersedia ikut membantu WP dalam menjalankan kecurangannya. Ingin aku katakan pada penulis blog-blog itu bahwa mereka salah. Tidak semua AR begitu. Masih banyak AR yang mempertahankan integritasnya. Beberapa kali aku pernah melihatnya dalam video tentang AR yang diputar oleh dosenku ditengah perkuliahan kami. Aku sangat tidak sependapat dengan penulis itu. Ditengah kekecewaanku terhadap penulis-penulis kontra tadi, akhirnya kutemukan satu link yang menolak mentah-mentah pernyataan bahwa seorang AR dapat dengan mudah melakukan korupsi atau memeras WP.

                Setelah membacanya, aku semakin ingin menjadi AR. Terlintas di pikiranku ribuan kata tentang harapan dan semangat baru ini. Aku mulai menyusun kata-kata itu dalam hati. Membulatkan tekad penuh harap dan berjanji akan berjuang. Dengan mengucap Bismillahirrahmanirrahim, ku rangkai mereka hati-hati. Jika aku menjadi Account Representative, aku akan mendalami peranku. Seperti aktris profesional yang sedang terlibat dalam sebuah film besar. Sebagai modal awal, akan ku matangkan kecerdasan spiritualku. Akan ku tingkatkan iman dan takwa ku sebagai benteng yang akan melindungiku dalam menjaga sebuah integritas. Dengan beriman, seseorang akan bersyukur dengan apa yang menjadi haknya. Bersyukur dengan segala apa yang dimilikinya. Sehingga akan jauh dari sifat serakah yang dapat menyebabkan perbuatan yang curang. Aku juga akan meningkatkan rasa nasionalisme dalam diriku. Dengan mencintai negara ini, tak akan berani aku mengkhianatinya dengan keserakahan ku. Selanjutnya untuk kecerdasan intelektual, akan terus ku asah dan ku perdalam potensi dan pengetahuanku tentang permasalahan perpajakan dan segala peraturannya. Aku pun akan mempelajari dan menjalankan apa saja yang menjadi tugasku dengan amanah. Selanjutnya untuk kecerdasan emosional, aku akan belajar memahami karakteristik dari masing-masing wajib pajak yang menjadi tanggung jawabku. Akan kulatih kesabaranku dalam membimbing para wajib pajakku itu. Akan kulayani mereka dengan keramahan dan keikhlasan. Saat mereka tidak tahu, akan ku beri tahu dengan jelas. Saat mereka tidak menjalankan kewajibannya, akan ku himbau mereka dengan cara yang baik. Saat mereka mencoba melanggar dan keluar garis, akan ku  tegur mereka secara tegas dengan tetap memperhatikan kode etik petugas pajak. Memberikan penjelasan kepada mereka bahwa betapa penting pembayaran pajak dilakukan untuk negara ini. Memberi titik terang tentang akan mengalir ke arah mana uang yang mereka bayarkan sebagai pajak itu. Menghilangkan keraguan mereka kepada fiskus dengan menunjukkan kebersihan kami. Membuktikan bahwa Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, dan Kesempurnaan insan Direktorat Jenderal Pajak masih menjulang kokoh. Masih dan akan terus masih sampai kapanpun juga. Ditengah kesibukan kami nanti, rasa lelah dan penat pastilah ada. Seorang AR diberi tanggung jawab menangani ribuan wajib pajak. Sungguh berat pastinya. Namun, aku akan berusaha sebaik mungkin, sebaik yang aku bisa. Bersama AR lainnya, akan ku gali cara yang efektif dan seefisien mungkin guna menangani para wajib pajak. Akan dibutuhkan inovasi baru dalam rangka menghimpun dana dari wajib pajak untuk membiayai APBD dan APBN, atau Rumah Tangga Negara Indonesia. 

            Tugas seorang Account Representative yang begitu banyak, kadang membuat AR agak sulit mengatasi semuanya. Terkadang ada beberapa tugas yang terbengkalai atau kurang optimal. Untuk itulah diperlukan kekuatan. Kekuatan dari luar maupun dari dalam. Dari luar misalnya sesama petugas pajak saling membantu dan mengingatkan. Sinergi sangat dibutuhkan dalam satu tubuh Direktorat Jenderal Pajak. Tidak boleh saling bersaing, tetapi berjuang bersama untuk meningkatkan pendapatan negara. Saling bahu-membahu, bergandengan, dan bekerja sama. Karena lingkungan yang baik akan membentuk pribadi yang baik. Sedangkan kekuatan dari dalam, kembali lagi kepada diri kita masing-masing. Motivasi dalam diri untuk menjadi Account Representative yang baik sangatlah dibutuhkan. Dengan begitu diri kita akan terpacu untuk lebih semangat dalam pekerjaan. Juga terpacu untuk menghindari perbuatan-perbuatan yang keluar dari garis aturan.

            Semoga semua harapan dan semangatku itu dapat terwujud. Mimpiku menjadi seorang Account Representative yang menjunjung lima nilai Kementrian Keuangan dapat tecapai. Dan doaku untuk dapat ikut serta memajukan perekonomian Indonesiaku tercinta dapat terkabul. Dan kelak, jika aku menjadi Account Representative, akan ku jaga posisi itu. Berusaha membuat namanya tetap bersih dan harum. Hingga pandangan masyarakat tentang AR tidak negatif lagi. Mereka kembali percaya dengan kinerja kami, dan mereka akan ikhlas dan senang hati menjalankan kewajibannya untuk membayar pajak. 

            Kini ilmuku tentang pajak masih sangat dangkal. Pengetahuanku tentang tugas-tugas pegawai pajak pun masih sempit. Karena itulah aku masih harus banyak belajar. Belajar dan mencari pengalaman sebanyak-banyaknya. Menggali terus dan terus menggali sampai ke inti bumi. Mengepakkan sayap yang telah kurajut dengan benang perjuangan ini setinggi-tingginya. Terus terbang dan terbang terus sampai menembus cakrawala. Mendongkrak generasi penerus Bangsa dengan penuh suka cita, meski peluh dan darah mengalir deras dari tubuh calon abdi negara ini.
***

“Tuhan, jangan pernah Kau ambil semangat dan harapanku. Karena dengan keduanya lah segala yang mustahil pun dapat menjadi mungkin.”

Comments

  1. Nice sharing! Saya ingin tanya, apakah hanya mereka yang ditamatkan dari STAN saja yang boleh mendapat kesempatan untuk menjadi Account Representative? Apakah ada cara bagi mereka yang tamat dari Universitas swasta (bukan merupakan tamatan STAN) untuk menjadi seorang AR?

    Terima kasih
    Salam Integritas

    ReplyDelete
    Replies
    1. Selamat Siang mas Agung. Terima kasih telah berkunjung. Mohon maaf sebelumnya karena saya tidak bertugas di Direktorat Jenderal Pajak, jadi saya tidak mengetahui teknis menjadi AR. Tapi setau saya ketika sudah bergabung dengan DJP, mau dia lulusan STAN, SMA, atau perguruan tinggi lain tetap semuanya memiliki kesempatan karir yang sama baik untuk menjadi AR maupun menduduki jabatan di DJP. Jadi tidak ada pemisahan alumnus seperti itu. Terima Kasih.

      Delete
  2. Untuk menjadi AR tidak selalu melulu lulusan STAN. Bagi pegawai DJP yang berasal dari kampus selain STAN juga memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi Account Representative di lingkungan DJP.

    Sapjaya
    Account Representative KPP Pratama Batam

    ReplyDelete
  3. nambahin mas, yang soal gayus..
    kayaknya waktu itu gayus jabatan terakhirnya Penelaah keberatan dan "tempat main" nya dia di pengadilan pajak mas.. bukan sebagai AR, CMIIW

    ibrahim
    mantan AR yg sekarang jadi pegawai tugas belajar T_T

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

TEKNIK DAN CARA MENJADI PENYIAR RADIO

SEPUTARAN BODY PAINTING