 |
ilustrasi social media - pexels |
10 sampai 20 tahun yang lalu, di tempat umum kita akan
banyak nemuin orang yang membaca atau ngobrol. Sekarang kebanyakan orang nunduk
menatap smartphone. Evolusi smartphone merasuk ke dalam keseharian kita.
Sekarang banyak yang gelisah dan ga tenang kalau ga megang smartphone. Kamu lebih milih ga bawa dompet atau ga bawa
smartphone?
Masalahnya kita make smartphone bukan cuma di waktu luang
aja, tapi juga waktu kerja atau waktu belajar. Saking ketergantungan akhirnya
waktu pun berlalu ga kerasa. Bisa jadi smartphone adalah penyebab utama kita
menjadi malas dan suka menunda-nunda.
Ada sebuah studi dari New
York Times Consumer Insight Group yang mengungkapkan apa sih motivasi dari
orang-orang untuk sharing di social media di tahun 2018. 5 alasan teratas pengguna internet make social
media adalah:
- To stay in touch with my friends 40%
- To find funny and entertaining content 37%
- To share photo and videos to others 33%
- To research find products to buy 30%
- To share my opinion 29%
Faktor-faktor ini menyebabkan social media berevolusi
dari yang sekedar menjaga silaturahmi dengan temen dan keluarga menjadi sesuatu yang membawa dampak besar ke
masyarakat.
Pengaruh social media
ini digunakan untuk berbagai kepentingan. Politik, bisnis, budaya, pendidikan,
karir, inovasi dan banyak lagi.
1. Impact di bidang politik
Studi dari PEW Research di Amerika Serikat nemuin kalo 1
diantara 5 orang dewasa mendapatkan news politik dari social media. Studi
tersebut juga nemuin kalau orang yang ngambil news dari social media, informasi
yang dia dapetin itu cenderung kurang akurat dan lebih gampang termakan sama
claim yang ga punya dasar atau hoax. Tapi dibandingkan dengan dulu, pengaruh
social media di kampanye2 politik meningkat drastis jaman sekarang. Kita bisa liat orang berantem, menggerakkan masa
hanya dari sebuah twit atau unggahan di social media. Ini karena pengaruh
social media yang menghubungkan orang-orang diseluruh dunia, borderless.
Orang-orang bisa komunikasi dan tukar pendapat dengan bebas.
2. Impact pada masyarakat
Orang-orang yang punya suatu pendapat pasti akan bertemu dengan
orang yang punya pendapat yang sama melalui internet. Akhirnya bisa jadi sebuah
perkumpulan, club, komunitas, bahkan gerakan sosial. Bayangin, tanpa internet
dan social media orang-orang dengan interest yang sama akan sulit untuk ketemu.
Tanpa social media juga, issue atau suatu masalah tidak akan terekspos secara
luar biasa. Sekarang apa yang ga kita ketahui? Isu pelakor bahkan bisa trending
dimana-mana, dari genggaman tangan jadi konsumsi massa yang besar. Ada 1 realita miris mengenai social media berdasarkan studi dari University of British Columbia Sauder School
tahun 2013, dimana sisi baiknya social media membuat orang-orang lebih aware
terhadap sebuah isu sosial tapi sisi buruknya adalah sebarapa banyak
orang-orang yang aware tadi melakukan tindakan nyata? Orang-orang aware dan
ngasih dukungan terhadap suatu persoalan, tapi masalahnya kebanyakan dukungan
ini cuma terbatas hanya sekedar tombol like.
3. Impact pada hubungan
Salah satu efek yang kita alami tapi mungkin kurang kita
sadari di sosial media adalah relationship, hubungan. Kita selalu bikin hubungan pertemanan di social media setiap hari daripada pertemanan beneran di dunia nyata. Kata teman disini jadi abu-abu. Teman beneran itu saling tau satu sama lain, berinteraksi beneran dan punya ikatan pribadi, bukan sekedar tombol like.
MENGAPA ADA ORANG YANG SANGAT LENGKET DENGAN SMARTPHONE DAN SOSIAL MEDIA?
1. Terikat dengan hubungan interpersonal
Manusia adalah makhluk sosial, ga bisa hidup tanpa
komunikasi dengan orang lain. Dulu kita kalau kurang komunikasi sama orang lain
kita lampiaskan misalnya dengan nulis, diary, game dll. Sekarang semuanya tergantikan dengan
smartphone dan sosial media. Buat orang-orang yang ga bisa lepas dari
smartphone dan sosial medianya, mereka adalah orang yang ga tahan dengan
keheningan dan suasana kesepian.
Dari pemeriksaan
psikologis,orang-orang kayak gini ternyata punya sifat terbuka yang kuat. Kalau
lagi ngerjain sesuatu selalu mikir tentang orang lain lagi ngapain ya, orang
lain ngepost apa ya, selesai update sesuatu selalu penasaran udah berapa yang
ngelike ya. Kalau ada bunyi notif nya ga bisa tahan sama rasa penasarannya.
Orang kayak gini juga tipe yang ga bisa nahan dorongan ketika mau ngecek
sesuatu, misalnya tiba-tiba kepikiran A, langsung browsing. Padahal lagi ada
kerjaan atau apa. Jadinya rasa penasaran ini kayak bola salju yang makin lama
makin gede karena selain nyari A ternyata juga akan nyari hal lainnya yang ga
begitu penting. Terus ga sadar udah sejam lewat. Ini akan ngebuat kita terlihat
malas, karena waktu terbuang percuma tanpa disadari.
2. Orang yang suka pamer
Di hidup ini pasti ada orang yang suka pamer. Orang yang
suka pamer ini akan ribet selalu posting supaya terlihat sempurna. Mereka akan
sangat senang kalo baca komentar orang yang ngasih pujian, like dsb. Akhirnya
jatuh dalam perasaan narsis sesaat. Yang lebih parahnya ada orang yang bahkan
rela bohong,mereka ngambil foto orang lain misalnya, diedit dikit seolah-olah
itu adalah mereka. Fenomena membanggakan diri sendiri meskipun dengan bohong
seperti ini bisa kita sebut sebagai narsisme.
Dulu waktu kecil kita mungkin pernah menghayal misalnya
punya rumah mewah, mobil mewah atau barang mewah lainnya. Tapi seiring
berjalannya waltu dan bertambah usia kita mulai dewasa dan realistis. Kalau ga
bisa kesampaian ya udah. Tapi, ada beberapa orang yang ga bisa keluar dari
mental ini. Mereka maksain kalau keinginan mereka harus terwujud untuk memenuhi
rasa kepuasan dan gengsinya walaupun harus dibayar dengan utang. Mereka bikin
excuse sendiri kalau mereka butuh barang atau hal tersebut. Padahal
kenyataannya mereka cuma mau pamer aja supaya orang lain kagum sekaligus iri.
Tipe orang narsis kayak gini akan sulit untuk lepas dari smartphone karena akan
sibuk untuk nyari perhatian validasi.
ZAT CANDU DALAM OTAK
Kita bisa kecanduan sosial media karena munculnya zat dopamin
dalam otak kita. Menggunakan social media bisa menyebabkan otak memproduksi zat
ini yang mana sama persis kalau kita lagi bermain judi atau make narkoba supaya
kita terus-menerus make social media selama mungkin. Studi menunjukan kalau jumlah likes, retweet dan
share yang disediakan oleh social media mempengaruhi bagian otak kita yang
mengatur tentang kebahagiaan, efek ini sama seperti efek ketika memakai kokain.
Jadi saat kita dapat like atau retweet misalnya, area otak kita akan merespon
dengan melepaskan hormon dopamin tadi yang menyebabkan kita merasa bahagia.
Faktor lainnya yang
menyebabkan candu sosial media adalah bagian otak yang mengatur kebahagiaan ini
paling aktif kalau kita lagi membicarakan tentang diri sendiri. Social media
adalah tempatnya orang-orang pamer kehidupan dan pencapaiannya, jadi
oranag-orang show off tentang dirinya yang mana membuat 80% area otak ini lebih
aktif lagi.
Social media jadi
masalah kalau dianggap sebagai tempat pelampiasan stress, kesepian atau
depresi. Untuk orang –orang ini social media dipake untuk terus menerus
dapetin atensi dan kebahagiaan yang sebenarny ga mereka dapetin dikehidupan
nyata. Akhirnya jadi lingkaran setan. Kebiasaan ini lama-lama akan berdampak di
masalah interpersonal. Seperti ga peduli lagi sama hubungan di kehidupan nyata,
tanggung jawab di sekolah atau pekerjaan, kesehatan fisik, dan mood swing.
ALGORITME SOSIAL MEDIA
Algoritma di social media membuat kita ga melihat seluruh
konten yang ada melainkan konten yang sesuai dengan interest kita. Akibatnya
kita mungkin melihat konten seseorang yang punya kerjaan bagus, pasangan
serasi, rumah yang bagus, kendaraan yang mewah. Di satu sisi ada yang merasa
bahagia dan terinspirasi kalau melihat konten-konten seperti ini. Yang lainnya ada
yang merasa iri, cemburu, bahkan depresi karena merasa tertekan dan ga bisa
apa-apa karena ga bisa hidup sempurna seperti yang dilihat di social media.
Studi menunjukkan kalau pengguna sosial media merasa kalau pengguna lainnya itu
lebih bahagia dan sukses dari mereka, apalagi kalau mereka ga kenal dikehidupan
nyata.
Social media ngasih ruang untuk orang-orang membandingkan kehidupan real
mereka dengan versi orang lain yang udah diedit dan terlihat sempurna yang
pastinya ini bisa ngerusak kesehatan mental seseorang kayak depresi dan gelisah
alias anxietty. Aspek lainnya dari yang muncul akibat kecanduan sosial media
adalah fomo (fear of missing out) yaitu ketakutan ga update atau terlibat dikegiatan
sosial. Misalnya mereka ngeliat konten temannya yang lagi pada nongkrong tapi
dia ga diajak, atau lagi travelling. Akhirnya mengalami anxiety kalau ga ada
yang merindukan atau menantikan kehadirannya dan akhirnya terlupakan. Sebagai
hasilnya orang ini akan semakin aktif di sosial media agar tidak ketinggalan. Studi dari California State University nunjukin
bahwa mereka yang mengunjungi social media lebih dari 58 kali dalam seminggu
cenderung 3 kali merasa terisolasi dan depresi dibandingkan dengan mereka yang
make social media kurang dari 9 kali per minggu.
TANTANGAN SOCIAL MEDIA
1. Cyberbullying
Kompetisi untuk dapetin like dan perhatian di
sosial media bisa menyebabkan cyberbullying. Dan perilaku ini bahaya karena ga
sedikit yang menyebabkan kasus bunuh diri. Survey yang dilakukan oleh The Cyberbullying Institute pada tahun 2019 ke murid SMP dan SMA di Amerika Serikat nemuin bahwa 36% laporan pernah mendapatkan cyberbullying, 15% mengaku pernah melakukannya dan 11% melakukannya lebih dari 2
kali. Para remaja bisa salah menggunakan social media untuk nyebarin rumor, hoaks, dll.
2. Kurang adanya privasi
Kita pasti tau apapun yang kita post di social media, itu bisa menjadi selamanya ada disana, even kita hapus. Kadang suka ada orang yang salah menempatkan konten
yang seharusnya bersifat private. Misalnya foto, video atau bahkan bahan bercandaan, ini bisa jadi jejak digital dan kemanapun kita pergi it stays with us.
KESIMPULAN
Social media punya dampak dan efek yang besar di
kehidupan manusia jaman sekarang, kita. Efeknya yang baik ada tapi juga ada bayangan
dampak buruk yang selalu ngikutin. Menggunakan social media bukan hal terlarang
tapi ingat ada batasan2 yang sebaiknya kita jaga untuk terhindar dari dampak
negatifnya.
Comments
Post a Comment