 |
ilustrasi emoji |
Melihat emoji di atas rasanya
kita setuju ya kalau, ini adalah simbol dari perasaan atau emosi yang positif
yaitu sedang senyum. Apa kamu yakin?
Internet
telah ngubah cara kita untuk berkomunikasi. Kita hidup di dunia instan di mana di dalamnya termasuk bagaimana kita mengirimkan pesan. Karena bahasa tubuh dan
suara kadang kurang efektif makanya kita punya emoji. Ada banyak emoji yang melambangkan
perasaan dan emosi seseorang, termasuk emoji di atas. Tapi kalau kamu perhatiin lagi,
bener ga sih dia lagi senyum? Atau diam-diam kesel? Atau capek, capek dengan
bullshit mu? you never know.
Bagi beberapa orang ini
adalah simbol atas pura-pura bahagia. Ada
istilah fake it until you make it. Filosofi atau jargon ini banyak dipromosikan
dan menjadi pegangan oleh banyak orang. Konsepnya simple, kamu pura-pura
bahagia atau sukses atau bisa melakukan sesuatu sampai akhirnya kamu beneran
bisa atau sukses. Kenapa orang-orang ngelakuin ini? Mereka percaya kalau dengan
terus meyakinkan diri mengatakan kalau kamu bisa, kamu bahagia, kamu ga sedih,
bebanmu itu cuma kecil, masalahmu itu ga seberapa maka you will feel better?
Apakah ini berhasil?
Maybe...
Seberapa sering kamu
kalo ditanya, hei apa kabar? Dan kamu jawab. Kabar baik, padahal sebenarnya
kamu tidak baik-baik saja. Seberapa sering kamu make senyuman untuk menekan
perasaan yang sebenarnya kamu lagi kesal? Kita semua ngelakuinnya. Tapi untuk
apa? Ya ga mungkin kan kalau kita nunjukin emosi asli yang lagi kita rasain,
kesal akan keliatan kurang baik secara sosial, bisa mancing amarah dll. Jadi
sebenarnya baik atau buruk?
Orang sering mengatakan
1. Maksain Senyum kalau kamu ga benar-benar
bahagia bisa memperburuk keadaan.
2. pura-pura senyum bisa
memberikan dorongan positif.
Again, Jadi sebenarnya yang mana ?
Agak rumit sebenarnya. Karena keduanya bisa jadi benar, bisa jadi
enggak. Saat kita pura-pura senyum cuman buat menekan perasaan kesal ini akan
membuat keadaan menjadi lebih buruk.
Penelitian menunjukkan (Arora S, Sharma R. Positive affect, psychotherapy, and depression. Indian J Psychiatry) sebenarnya
kalau kita maksain senyum itu bisa lho sedikit membantu orang yang lagi merasa
depresi. Inget, sedikit. Kalau kita selalu menggunakan kepalsuan ini untuk
mengatasi rasa tidak bahagia, nah ini yang bakal jadi masalah. Kalau kita selalu
malsuin senyum, orang-orang yang dekat dengan kita mereka jadi ga tahu kalo ada
yang salah dengan kita. Artinya kita bisa saja kehilangan kesempatan dapetin
dukungan secara sosial dari mereka, sehabat, orang tua,teman.
Namun jika
kamu merasa hanya sedikit sedih, senyum bisa membantu. Ingat kata kunci
sedikit.
Ada Studi
lainnya (Davey G, Sterling C, et al. Complete Pscyhology (Second Edition)) dimana para subjek dipaksa untuk tersenyum dengan
menahan pensil pake gigi mereka. Mereka ingin menilai apakah tindakan senyum
paksa ini bisa menciptakan perasaan yang positif dan akhirnya bisa jadi senyum
beneran. Hasilnya yess, para subjek merasa ada perasaan positif yang muncul.
Jadi ............. Bingung
kan? Supaya makin bingung lagi.
Ada rangkaian penelitian
yang menunjukkan bahwa apa yang kita yakini tentang senyuman bisa nunjukin
hasil yang berbeda. Penetilian dari Universitas northwestern (Labroo A, Mukhopadhyay A, Dong P. Not Always the Best Medicine: Why Frequent Smiling Can Reduce Wellbeing. Journal of Experimental Social
Psychology.) menunjukkan bahwa mereka
yang menganggap senyum sebagai refleksi dari suasana hati yang baik, mendapati
diri mereka lebih bahagia kalau sering tersenyum. Tapi mereka yang menganggap
senyum sebagai penyebab kebahagiaan menunjukkan hasil sebaliknya.
Kuncinya adalah (Scott BA, Barnes CM. A
multilevel field investigation of emotional labor, affect, work withdrawal, and
gender. Academy
of Management Journal. ) senyumlah lebih sering
kalo kamu nganggap kamu senyum karena lagi merasa baik tapi kalau kamu nganggap
senyum adalah satu-satunya jalan untuk merasa lebih baik, kebalik. Senyumlah karena kamu
merasa bahagia, Bukan senyum agar bahagia.Kalau kayak gini coba luangkanlah waktu semenit dua menit untuk fokus di hal-hal positif dihidupmu,
mengingat hal lucu atau yang senang-senang.
Senyum yang nyata adalah
senyum yang lebih disukai karena terasa lebih tulus lebih ikhlas.
KESIMPULAN
Pura-puralah dalam keadaan
tertentu aja. Kalau kamu malsuin senyum untuk ningkatin rasa positif dalam
diri, biasanya berhasil kalau kita menganggap senyum itu refleksi dari suasana
hati yang baik. Tapi kalau menurutmu malsuin senyum untuk menutupi perasaan buruk
untuk menipu agar terlihat bahagia maka kamu akan merasa lebih buruk. Cara
terbaiknya adalah membuat diri kita merasa ingin tersenyum.
Comments
Post a Comment