Tegar Nawawy

flickr.com/Wendelin Jacober *hanya menuliskan kekesalan aja* Menjelang pergantian tahun dari 2018 ke 2019, menjelang masa pergantian kepemimpinan negeri ini. Bertubi-tubi bencana menimpa kita. Masih hangat diingatan kita bencana gempa yang memporak-porandakan Lombok, disusul Gempa dan Tsunami di Palu dan Donggala dan beberapa hari lalu kita berduka lagi terhadap penerbangan Lion Air JT610. Di balik luka dan duka yang sementara kita rasakan ternyata adaa jugaa yang mengait-ngaitkan hal ini dengan politik jelang 2019.  Disaat-saat seperti ini menurut gw pribadi ya sah-sah saja orang berlomba-lomba mengulurkan tangan dan mengucurkan bantuan untuk korban dan keluarga korban. Terlepas semua dari niatan masing-masing, biarin aja cuiy. Hal-hal seperti ini malah dimanfaatkan oleh sebagian orang entah pendukung, entah simpatisan dari para calon-calon petarung 2019. Ngapainn sih kaliann ahhhh..

  flickr.com/Mike Beauregard Turut berduka cita atas musibah yang menimpa para penumpang dan awak pesawat Lion Air JT 610 rute Jakarta-Pangkal Pinang. Gaes, yang namanya kecelakaan, maut, dan musibah itu bisa terjadi kapan saja dan dimana saja. Tentunya sebagai orang yang beragama kita percaya akan takdir Tuhan Yang Maha Esa, namun ada hal-hal tertentu yang kita ketahui atau identifikasikan sebagai faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya suatu kecelakaan. Di tulisan kali ini ane mau ngebahas untuk kecelakaan pesawat udara cui, hal-hal apa saja sih yang bisa menyebabkan kecelakaan pesawat udara?

Jangan Lupa Like & Subscribe

flickr.com/torbakhopper Cui, di kehidupan kalian pasti pernah mengalami yang namanya patah hati. Gimana rasanya menurut pengalaman kalian? Pasti sakit kan? Nyesek kan? Ga enak kan? Iyaaa. Ane juga ngerasain kok. Huhuhuhu. Tapi pernah ga kalian terpikir nih kenapa sih kecewa atau patah hati itu bisa menyebabkan kita merasakan rasa sakit seperti itu? Apa penyebabnyaa gituu? Padahal kan tidak ada luka atau apapun secara fisik atau kasat mata yaaa? Tapi kenapa kita tetap merasakan sensasi sakitnyaa yang yaaaaa susahh dijelasinn.. Nah berangkat dari rasa penasaran ane “riset” nih cui tentang kenapa sih sakit hati itu bisa menyakitkan?

  Mie Belitung Yoo folkss.  Kalau main ke Belitung karena wajib mencicipi makanan khas sini yaitu Mie Belitung. Waktu awal disuguhi mie ini terus terang aja ane pesimis. Dalam hati ane adehhhh mie lagi mie lagiii. Ternyata setelah mencicipi mie itu pendapat ane berubah gan. Ini mie cucokk abis, recommended pokoknyaa dahh. Enyakkk, enyakkk.

Di sekitar Pulau Belitung ada beberapa pulau-pulau kecil yang alamnya tu super duper indah sob. Salah satunya adalah Pulau Lengkuas. But wait a minute, kenapa namanya lengkuas? Apa karena disini banyak tumbuh lengkuas? Ternyata ga ada kaitannya sama sekali om tante. Dari informasi yang ane baca sih sejarah namanya adalah karena jaman dulu orang kita tu susah untuk menyebut Lighthouse / Mercusuar. Jadinya disebut Lengkuas. Wkwkwkwkwk. Oyaa kenapa Lighthouse / Mercusuar? karena disini terdapat mercusuar yang sampai dengan tulisan ini dibuat masih beroperasi gaess. Luar Biasaa. Mercusuar inilah yang menjadi ikon dari Pulau Lengkuas.

Helloooowww, wah udah mulai jarang lagi update blog. Huhuhuhuhu. Kali ini ane mau cerita pengalaman ane datang ke Pulau Belitung ganss. Dari Jakarta kita cukup menempuh perjalanan 1 jam saja, tapi itu via pesawat yaa bukan via kapal wkwkwk. Jadi Belitung ini termasuk ke dalam provinsi Bangka-Belitung dan ane mengiranya kalau Bangka-Belitung ini terletak di satu pulau yang sama. Ternyataa beda cuii. Pulau Bangka Ibu kotanya Pangkal Pinang, sekaligus ibukota provinsi Bangka-Belitung. Kalau Pulau Belitung ibu kotanya Tanjung Pandan.